Suara Rakyat untuk DKI Jakarta yang Lebih Baik
Saya tertawa geli menyaksikan tingkah laku parpol dan cagubnya yg kalah dlm putaran 1 pilkada DKI.
Saat kampanye putaran 1, cagub2 dr Golkar, PPP dan PKS menjelek2an gubernur incumben Fauzi Bowo, yg mnrt mrk tlh gagal total dlm memimpin DKI Jakarta selama 5 thn ini, shg jgn sampai terpilih lagi untuk 5 tahun ke depan.
Alex Noerdin (Partai Golkar dan PPP) dan Hidayat Nur Wahid (PKS) menjanjikan Jkt lbh baik, dan hampir di setiap kesempatan menyerang Foke yang mereka anggap gagal di banyak sisi pembangunan Jkt.
Saat ini, ketiga partai tsb menjilat ludahnya sendiri, mrk ramai2 mendukung Foke. Mrk lupa dengan kegagalan2 Foke di 5 tahun kemarin.
Mrk hanya ingat bhw jika Foke menang, posisi2 kepala dinas strategis dan walikota2 strategis akan diisi kader2 dr partai mrk.
Foke sdh menjual posisi2 strategis tsb, gayung bersambut, partai2 yg kalah di pilkada putaran 1 membeli jualan foke, dan membayarnya dgn dukungan di pilkada putaran 2.
Mengapa mereka tak memilih utk mendukung Jokowi?
Jawabannya anda sudah tahu, Jokowi tak mau menjual atau menjanjikan jabatan2 strategis kepada siapapun.
Jokowi punya prinsip, jika ia terpilih sbg gubernur DKI Jkt 2012-2017.
Dia adalah gubernurnya warga Jakarta, bkn gubernurnya PDIP dan Gerindra.
Hal ini sdh di buktikan dirinya sbg walikota solo, ia adalah walikota warga solo, bkn walikotanya PDIP.
Ini baru negarawan.
Mengapa partai Golkar, PPP dan PKS tak mendukung pasangan Foke-Nara dari awal saja?
Saatnya warga Jkt bangkit bersatu menentukan pilihannya demi Jkt Baru, sekaligus mempermalukan pimpinan2 parpol yg plintat-plintut, tidak konsisten , yg tdk pernah memikirkan kesejahteraan rakyat.