Suplement Official Website (Blog) Gubernur dan Wakil Gubernur (WaGub) DKI Jakarta 2012 – Joko Widodo (Jokowi) – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau JB "Jakarta Baru!"

Archive for Juli, 2012

Vote untuk Jokowi di World Mayor

Dikutip dari Facebook Resmi Jakarta Baru (Jokowi Ahok) :

Mohon Bantuan Menyebar luaskan dan vote Jokowi,

*LIKES* di FB Jokowi ini sudah mencapai lebih dari 45 ribu. Vote juga untuk Jokowi to be The World Mayor at www.worldmayor.com. Paling tidak 45 ribu suara (satu orang mengirimkan satu vote) pasti Jokowi akan menjadi The World Mayor. Untuk kebanggaan Indonesia, kenapa tidak sekarang? (Beautifiul Sun)

Lebih Tepatnya :

Vote Jokowi for World Mayor

Vote Jokowi for World Mayor – Click to Enlarge

Ayo 1 (satu) suara memang terlihat kecil tapi kalau voter nya berjumlah 100.000 orang itu sama dengan 100.000 bukan 1 lagi. Go Jakarta Baru!

Jawaban Isu SARA Jokowi Ahok : Info dari Relawan Terpercaya

Informasi dari salah satu relawan Basuki (Ahok) :

Menanggapi kampanye miring soal Pak Ahok mengenai isu SARA, kebetulan
saya temukan cuplikan tulisan Pak Ahok pada buku “Merubah Indonesia” yg dituliskan
pada tahun 2008 (jauh sebelum isu maju pilkada dki ini..)

Secara konsisten Ahok mengedukasi masyarakat untuk cerdas memilih pemimpin
yang telah terbukti Bersih, Transparan, Profesional (BTP) dan bukan SARA..
silahkan rekan2 skalian teruskan ke Facebook, Twitter, BBM, Milis atau Komunitas lain juga..

Download Info Lengkapnya di Link di bawah ini

Pilih Pemimpin yang BTP dan bukan SARA – 01
Pilih Pemimpin yang BTP dan bukan SARA – 02

Sumber Lainnya :

Ahok Soal Masa Jabatan

Seputar Kelemahan Ahok

Dear Jakarta Baru’ers,

beberapa waktu lalu kami sempat melihat dan berkomunikasi langsung dengan salah satu Twitter Account Pseudonyme, https://twitter.com/triomacan2000/ dan beliau mempertanyakan langsung dan mengumbar kelemahan dan kejelekan Pak Ahok dengan lantang dan sedikit cenderung menyudutkan. Untuk itu kami promosikan situs ini sebagai jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan tentang Ko Ahok. Pertanyaannya seputar :

Tanya & Jawab dengan Ahok

  • Apa alasan Ahok terjun ke politik?
  • Benarkah Ahok anti korupsi?
  • Kenapa Ahok seringkali tidak menyelesaikan masa jabatannya alias “loncat-loncat”?
  • Apa alasan mencalonkan diri di Pilgub DKI?
  • Soal politik uang, apa mungkin bisa menang tanpa politik uang dalam berkampanye?
  • Apa pasangan Jokowi-Ahok bisa menyelesaikan masalah di DKI?
  • Apa bisa berhadapan dengan birokrasi yang korup?
  • Apakah ada peluang menang bagi Pasangan Jokowi-Ahok?
  • Andai Menang, bagaimana berhadapan dengan DPRD yang tidak bersahabat?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Siapa Ahok? dan Kenapa di Begitu “Bernafsu” untuk Menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta? lihat disini

Siapakah Ahok pasangan Jokowi itu?

Kalau kita mendengar Joko Widodo alias Jokowi kita pasti sudah langsung teringat sosok yang santun, ramah dan bersahaja tersebut. Namun, siapa sebenarnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi pasangan duet Joko Widodo, Wali Kota Solo itu?

  • Sosok pejabat yang ramah. di Belitung, Ahok selalu membuka lebar kaca jendela mobil dinas Nisan Teranonya dan menyapa semua orang yang ditemui selama di perjalanan.
  • Menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada periode 2005-2010. Dengan dukungan 2 partai gurem, Partai Indonesia Baru dan Partai Nasional Banteng Kemerdekaan, Isu utama yang dia usung adalah pendidikan dan kesehatan. Hari-harinya dihabiskan dengan turun ke jalan, ke puskesmas, melihat tingkat kebersihannya, dan langsung mengadakan perbaikan.
  • Pada awal masa pemerintahannya di Belitung Timur beliau langsung membebaskan biaya pendidikan sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas negeri. Mahasiswa berprestasi dikirim ke Universitas Trisakti, Jakarta, dan Universitas Bangka-Belitung dengan subsidi 1 juta per siswa.
  • Di bidang kesehatan, ia menggunakan taktik dagang dan rela tawar-menawar premi asuransi kesehatan dengan PT Askes. Alhasil, pemerintah cukup membayar separuh dari harga normal untuk menopang biaya kesehatan 50 ribu warganya. Gilanya lagi, komisi dari perusahaan itu ia pakai untuk tambahan dana puskesmas dan tunjangan dokter.
  • Biaya dinas perjalanannya dipotong, dari rp 1 miliar per tahun menjadi seperlimanya. Pos yang sama untuk kepala dinas pun tak luput dari kortingan. Untuk perjalanan ke Jakarta, hanya dapat uang tiket kapal, bukan pesawat.
  • Pemilik nama asli Zhong Wan Xie ini juga menyediakan dana untuk warga yang meninggal. Syaratnya adalah membuat akta kematian, keluarga yang ditinggalkan mendapat santunan Rp 500 ribu. Subsidi pembangunan rumah pun disediakan untuk keluarga tak mampu.
  • Ahok dikenal tegas!! Menurut tuturan pegawai dinas, jikalau mereka ketahuan kongkow dan tidak bekerja pada jam kerja langsung mendapat sanksi, ditahan kenaikan pangkatnya. Untuk menyokong kerukunan hidup masyarakat diperlukam RT, RW, dll yang makmur dan tidak korup, maka Bupati memberi honor untuk para ketua RT Rp 300 ribu, Ketua Dusun Rp 640 ribu, dan Kepala Desa Rp 2 juta per bulan.
  • Baru satu setengah tahun Ahok menjabat bupati, Tiga Pilar Kemitraan, sebuah kelompok yang dibentuk oleh Masyarakat Transparansi Indonesia, Kadin, dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, mendaulatnya sebagai satu di antara dua Tokoh Antikorupsi 2006.

Jadi masih mau pilih yang lain? Belum dengan prestasi jokowi yang seabrek juga, pasangan ini pasangan dari Tuhan yang diberikan untuk umat Indonesia. Go Jokowi-Ahok!

Jakarta = Beta”wi”, Makanya Joko”wi” bukan Fau”wi”…

Banyak org bilang Jakarta kota yg sangat dunia-“wi” lalu lintasnya sudah amat tidak manusia-“wi”. Semoga Jakarta bisa dibuat lagi seperti surga-“wi”. Itu sebabnya yg menang Joko-“wi” soalnya cocok dg nama Beta-“wi” karena nama Foke bukanlah Fauzi Bo”wi”

Pantaskah Jokowi Menang?

Banyak yg prediksi Foke akan menang dalam 1 putaran. Para pengamat dan pakar terheran2 dgn kemenangan Jokowi di putaran-1 ini.

Ternyata rakyat Jakarta berkehendak lain. Rakyat mencari bukti, bukan janji. Rakyat Jakarta rindu akan perubahan. Rindu utk pemimpin yg bs mereka CINTAI.

Rakyat Solo mencintai Jokowi. Selama memimpin Solo selama 5thn, beliau terbukti mencintai rakyatnya. Hingga pada saat pilkada Solo 2010, Jokowi dipilih kembali dgn meraih 90,09% suara rakyat. Dari 931 tps, beliau hanya kalah di satu tps.

http://sosok.kompasiana.com/2011/05/27/jokowi-walikota-yang-dicintai/

Meraih 90% suara bukan hal yg biasa. Rakyat mencintai Jokowi karena beliau selalu “Memanusiakan Manusia”.

Kini saat nya Jakarta memiliki pemimpin yg peduli & mencintai rakyatnya.

Untuk putaran-2, ayo kita memilih dari HATI utk RAKYAT, jgn lihat partainya. Jgn GOLPUT, ayo bantu rakyat Jakarta, gunakan hak pilih anda.

APAPUN PARTAINYA, JOKOWI GUBERNUR-NYA.

GO JOKOWI 90% !!!

Sumber : BBM Broadcast Message

FOKE : Jokowi-Ahok, melakukan politik uang!

Foke VS JokowiDengan perolehan sementara dari hasil quick count dari berbagai sumber lembaga survey, kubu tim Foke pun tidak kehabisan akal untuk melakukan berbagai manuver terkait kemenangan Jokowi-Ahok yang memukul pihaknya tersebut.

Namun seperti kata Pak Jokowi, “Ini sudah basi, sekarang mana rakyat percaya kalau kami melakukan politik uang,”. Bahkan Pak Ahok dengan percaya diri dan berdasarkan kenyataan mengatakan bahwa tudingan tersebut hanyalah upaya tim sukses kubu lawan yang tidak beretika untuk menghantam dengan kampanye negatif. “Kami yakin itu bisa menjadi bumerang kepada orang yang melempar isu itu, justru kami tambah populer. Data saya dan Pak Jokowi kan ada dimana-mana di dunia maya,” katanya.

Kamipun berusaha untuk analisa dengan mata telanjang, bukan dari kacamata para ahli :

  1. Sumber : http://metro.news.viva.co.id/news/read/335474-kubu-foke-beberkan-temuan-politik-uang | Kubu Foke-Nara melihat keganjilan di Kelurahan Pegangsaan RW 07. Dari keterangan warga, mereka mengaku didatangi seseorang yang memberikan uang Rp50 ribu hingga Rp75 ribu per orang dengan cara diselipkan di dalam baju kotak-kotak. >> Aneh sekali karena orang mau memainkan politik uang tapi pake atribut pasangan itu, malah hemat kami itu bukan dari tim Jokowi-Basuki tapi dari musuhnya yang mau menjatuhkan dengan cara hitam.
  2. Sumber : http://metro.news.viva.co.id/news/read/335474-kubu-foke-beberkan-temuan-politik-uang | Melihat hal ini, pihaknya lalu melakukan investigasi dan menemukan Arif, anggota tim sukses Jokowi, memberikan uang kepada warga. “Arif adalah korlip dari pasangan nomor 3, dia terindikasi tidak memiliki hak pilih,” ujar Jan. Saat diinterogasi, Arif malah menantang dengan mengancam. “Sudah lihat ya, sudah rasakan serangan saya. Saya akan ulangi serangan saya,” ujarnya menirukan ucapan Arif. Saat itu, Jan menyertakan dua saksi, yaitu Ketua RW 07 Mahmuri dan Toni, warga setempat. Saat diambil foto sebagai alat bukti, Arif menutup muka. >> berita ini cenderung tendensius dan seperti pola skenario sineton dan drama yang terdapat 3 babak. Babak 1, perkenalan : “Arif adalah korlip….”. babak 2, klimaks : “Arif berkata, sudah ya, sudah rasakan serangan saya…”, Babak 3, konklusi / penutupan : “Saat diambil foto sebagai alat bukti, Arif menutup muka”. Sungguh sangat tendensius dan bernada skenario.

Dengan data seperti itu kami bisa menyimpulkan ada skenario hitam untuk mengalihkan suara dan hati rakyat pada incumbent. Namun sebagai relawan dan pendukung setia Pak Jokowi dan Basuki, seperti dikutip dari MetroTVNews http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2012/07/12/98111/Pengamat-Politik-Uang-tak-Berlaku-di-Pilkada-DKI

“Memang pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli memiliki basis banyak. Tapi basis dibangun dengan uang. Nah, kalau ada yang tidak suka dengan pasangan itu, dia akan kalah. Basis yang dibangun dengan uang tidak akan langgeng,” kata Andrinof di Jakarta, Kamis (12/7).

Selain itu, kata Andrinof, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli kalah karena terlalu menyerang pasangan lain. Menurut Andrinof, pasangan petahana terlalu bernafsu menjegal pasangan calon lain.

“Banyak ungkapan merendahkan yang dilontarkan kepada kandidat lain. Lama-kelamaan masyarakat jadi berpikir dan yang direndahkan juga kelihatan semakin bermutu. Jadi senjata makan tuan,” tambahnya.

Juga seperti disampaikan Pak Ahok, berikut petikan dari Tempo.co, wawancara dengan pengamat politik Andrinof Chaniago

Pengamat politik Andrinof Chaniago memprediksi suara Cagub-Cawagub Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli akan turun di Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua. Pasalnya, masyarakat Ibu Kota malah semakin kehilangan simpatik dengan tuduhan politik uang yang dilancarkan pasangan nomor urut 1 itu kepada Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok). “Masyarakat kita sudah pintar, tidak akan terpengaruh,” ujar Andrinof ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 14 Juli 2012. Andrinof mengatakan selama ini warga Jakarta sudah hapal permainan politik calon incumbent itu. Andrinof mengatakan, kalau memang politik uang tersebut ada, kubu Fauzi-Nachrowi tidak perlu mengumpulkan media. “Cukup laporkan ke Panwaslu, dan biarkan Panwas menindaklanjuti,” kata dosen Universitas Indonesia ini. Asal, kata Andrinof, laporan itu melalui mekanisme dan bukti-bukti yang kuat.

TAMBAHAN : Kompas.com >> Jokowi-Ahok kebal serangan http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/14/22230926/Pengamat.Jokowi-Ahok.Kebal.Serangan

Go Jokowi Basuki for Gubernur DKI 2012! Menangkan Putaran kedua untuk Rakyat!

Jokowi Menang di “TPS Fauzi Bowo”!

Saat ditemui wartawan Ketua Panitia Pemungutan Suara Kelurahan Gondangdia Nano Sukatno berujar, “Dari 12 TPS, yang menang Foke di tiga TPS, yaitu di TPS 001, TPS 005, dan TPS 006. Selebihnya suara dimenangkan Pak Jokowi. Sekarang partisipasi masyarakat di kelurahan gondangdia meningkat dibandingkan 2007. Kalau 2007 hanya 50 persen, sekarang 60 persen,” di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2012).

Perhitungan perolehan suara di Kelurahan Gondangdia sebagai berikut :

1. Foke-Nara: 620 suara
2. Hendardji-Riza: 29 suara
3. Jokowi-Ahok: 1.073 suara
4. Hidayat-Didik: 97 suara
5. Faisal-Biem: 157 suara
6. Alex-Nono: 101 suara

Jumlah suara sah adalah 2.077 dan suara tidak sah 21 suara.

Ditambahkan :

Pasangan cagub DKI Fauzi Bowo-Nahcrowi Ramli mendapat suara 620 di Kelurahan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, di mana Foke berdiam dan mencoblos. Sedangkan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama meraup 1.073 di tempat yang sama. Alhasil Foke kalah telak di kandangnya.

Kita Harus (Tetap) Menghargai Foke!

Menurut hemat kami, bagaimanapun kita tetap harus menghargai Fauzi Bowo yang dapat menyelenggarakan Pemilu Kada DKI Jakarta 2012 dengan aman dan nyaman. Terima Kasih Bang Foke!

Mari kita semua dukung Pemerintah Jakarta untuk tetap mendukung pemilu kada yang jujur, efektif, dan menjunjung tinggi ke-Indonesia-an. Karena kita semua Bangsa Indonesia!

Menurut Foke seperti disadur dari Kompas.com :

Lantas, apa komentar Foke soal hasil hitung cepat ini? “Ini menunjukkan betapa beragamnya aspirasi warga Jakarta, dan betapa heterogennya keinginan warga Jakarta,” kata Foke pada jumpa pers di Media Center di Diponegoro 61A, Jakarta, Rabu (11/7/2012).

Foke, yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini juga mengatakan, hasil hitung cepat, kendati belum final, menunjukkan harapan dan tuntutan warga Jakarta terhadap gubernur mendatang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Foke mengatakan, dirinya, Nara, dan jajaran tim suksesnya akan menggunakan hasil hitung cepat sebagai bahan evaluasi untuk menyusun strategi pada pilgub DKI Jakarta pada putaran kedua pada September 2012 mendatang.

Kepada warga DKI Jakarta, Foke menghimbau agar mereka menjaga iklim dan suasana yang kondusif. Warga diminta tak memberi peluang kepada siapa pun untuk mengganggu iklim kondusif yang diklaim telah terpelihara dengan baik.

Suasana kondusif seperti ini yang dapat memenangkan kita sebagai warga Indonesia! Kita mencari pemimpin Indonesia, Go Jokowi-Ahok!

Foke Terlalu PD, Jokowi Merakyat!

Kami Berusaha merangkum dan memilihkan berita mengapa Foke sampai kalah dari Jokowi-Ahok?

Kesimpulannya adalah Foke terlalu Percaya Diri (mungkin bahasa kasarnya sombong), namun Jokowi tetap merakyat dan mengandalkan gaya santun khas Jawa, keramahan dan kerendah hatian khas Indonesia.

Versi VivaNews

VIVAnews – Mengapa suara Foke turun tajam? Menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI), lembaga yang dipimpin Denny JA, salah satu faktor merosotnya  perolehan suara itu karena Foke tidak pernah muncul saat masa kampanye.

Perolehan suara calon gubernur incumbent Fauzi Bowo atau Foke, menurut hitungan cepat sejumlah lembaga survei,  di bawah perolehan pasangan Jokowi dan Ahok.  Perolehan berbeda dengan hasil survei sejumlah lembaga itu selama ini yang menempatkan Foke di urutan pertama.

“Hingga detik terakhir jelang pemilihan pun, Foke tidak terlalu banyak melakukan manuver yang bisa membangun simpati publik. Dia hanya melepas wakilnya saja untuk kampanye,” kata Direktur Riset LSI Toto Izzul Fattah di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu 11 Juli 2012.

Toto mensinyalir bahwa  Foke tidak ikut kampanye karena mungkin saja dia sangat yakin bisa memenangkan Pilkada. Keyakinan itu juga diperkuat sejumlah survei yang selalu dimenangkan oleh pasangan urut nomor 1 itu.

“Foke terlalu percaya diri akan menang. Sehingga dia lebih memilih tidak ikut kampanye dan memberikan mandat ke wakilnya untuk melakukan kampanye,” kata Toto. “Padahal Foke pernah ajukan cuti tapi ditarik kembali. Padahal itu kesempatan untuk menarik simpati masyarakat.”

Tiga lembaga konsultan politik yang menyebut kemenangan sementara Jokowi-Ahok yakni Lingkaran Survei Indonesia bentukan Denny JA, Lembaga Survei Indonesia yang didirikan Syaiful Mujani, dan IndoBarometer pimpinan Muhammad Qodari.

“Disisi lain ada Jokowi yang punya tren dan model kampanye, langsung turun ke masyarakat. Gayanya nyentrik, unik, dengan baju kotak-kotaknya. Itu yang membuat alam bawah sadar publik Jakarta akhirnya memberi simpati padanya. Ini yang tidak disadari,” ujar Toto.

Jokowi Ketemu Hidayat Nur Wahid? Keren!

Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2012 baru saja usai digelar. Proses quick count mulai dilangsungkan. Usai menemani Megawati mencoblos, salah satu calon gubernur DKI Jakarta, Jokowi langsung menemui Hidayat Nur Wahid, calon lainnya. Hal ini yang menurut Manager Public Affairs Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi sebagai langkah canggih.

“Manuver Jokowi mendekati yang lain ini canggih, ia mencoba meminang simpati yang kemungkinan enggak lolos. Jadi dia sudah mempertimbangkan masuk ke putaran kedua, dengan mendekati elit-elit tadi,” ujar Burhanuddin di kantor LSI, Jl Lembaga Terusan D-57, Menteng, Jakarta Pusat di sela-sela acara ‘Quick Count Pilkada Gubernur Provinsi DKI Jakarta’.

Burhanuddin juga menilai, jika kemungkinan suara-suara yang masuk ke pasangan lainnya seperti Faisal-Biem, Alex-Nono dan Hidayat-Didik akan lari ke pasangan Jokowi-Ahok. Namun hal itu juga bisa berbalik jika isu-isu SARA kepada Ahok kembali dihembuskan. “Bayangkan betapa ramainya nanti. Clash of titans. Anti status quo melawan pro status qou,” tambahnya.

“Khususnya pendukung Hidayat-Didik yang berasal dari PKS. Mungkin Jokowi bisa menarik suara dari elit, namun konstituennya bisa lari ke Foke-Nara,” terang Burhanuddin.

Awan Tag