Kebohongan Jokowi Ahok
Kami sebagai relawan independen melihat adanya ketidak adilan dalam penulisan beberapa artikel tentang Jokowi-Ahok, yang menyatakan mereka sebagai pembohong. Ada 2 kasus, mari kita telaah satu persatu :
- Kasus “kesalahan” pengutipan nama-nama besar, seperti Najwa Shihab, Ketua KPK Abraham Samad, Bim Bim.
- kutipan-kutipan tersebut sudah ranah publik, namun kesalahannya memang tidak disertakan sumber kutipan
- sudah ada permintaan maaf resmi dari Tim Sukses Joko Widodo – Basuki, coba dicheck disini
- Kasus “penyesuaian strategi” tidak memakai banner/spanduk.
- Pak Jokowi waktu sebelumnya memang mengatakan sepintas tidak ingin memakai spanduk dsb, namun ternyata spanduk-spanduk yang dipasang pasangan incumben Foke-Nara ternyata penuh kebohongan dan menyesatkan publik, jadi harus ada penyesuaian strategi. Itu bukan berbohong, begini saja, suatu hari kita bilang sama orang bahwa kita tidak suka naik mobil karena boros dan capai, enakan naik kendaraan umum. Kemudian tiba-tiba salah satu saudara dekat kita sakit yang segera harus dibawa ke rumah sakit contoh jantung, tetangga Anda menawarkan meminjamkan mobilnya kepada Anda, Anda masih mempertahankan prinsip Anda tidak mau menggunakan mobil dan membiarkan saudara Anda yang butuh pertolongan cepat itu diantar menggunakan kendaraan umum? Tentu tidak, kan? Itu namanya fleksibel, bukan berbohong. Berbohong itu jika bicara sesuatu yang tidak benar dan merugikan orang lain, ini kan sama sekali tidak merugikan orang lain. Oh y, ada kutipan perkataan Pak Ahok mengenai ini disini.
Ingat kesalahan itu karena keberadaan manusia, kalo kebohongan itu namanya disengaja dan sembunyi-sembunyi.